Kala Cok Sawitri Tampil Beda Mengenang Munir




TEMPO.CODenpasar - Seniman asal Bali, Cok Sawitri, yang aktif di bidang teater dan sastra tampil beda dalam acara Malam Menyimak Munir di Rumah Sanur-Creative Hub, Denpasar, Jumat, 30 September 2016. Di acara tersebut Cok menyanyikan empat lagu untuk mengenang aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib. Ia tampil bersama Akar Narwastu, mahasiswi Jurusan Film dan Televisi Institut Seni Indonesia yang bermain gitar dan harmonika.

Cok Sawitri yang mengenal sosok Munir sejak 2002, membawakan empat lagu berjudul Melawan Lupa, Sehari Setelah Kau Putuskan Cinta, Maukah Kau Jadi Kekasihku, dan Kuberikan Hatimu Sayap. "Munir membawa kebebasan untuk bersikap," katanya seusai acara Malam Menyimak Munir di Rumah Sanur-Creative Hub, Denpasar, Jumat, 30 September. "Munir selayaknya mendapat lagu, walaupun saya bukan penyanyi."

Selain Melawan Lupa, tiga lagu yang dibawakan memang terkesan lagu cinta. Namun, ujar dia, substansi dari masing-masing lagu tersebut tentang humanisme. "Itu tentang meninggalnya Munir dan sebuah kontemplasi kehidupan dia yang sederhana juga spiritual," ujarnya.

Cok menuturkan lagu berjudul Melawan Lupa adalah karya yang ia buat dua pekan lalu. Lirik di lagu tersebut menegaskan pesan kepada generasi muda untuk merawat ingatan tentang perjuangan Munir, di antaranya kasus Marsinah, Tragedi Tanjung Priok, serta Kasus Semanggi I dan II.

"Orang melakukan perayaan justru lupa tentang Munir. Maka, anak-anak muda kalau tidak berani turun ke jalan, ya lewat seni, karena menurut saya seni punya sikap politik," tuturnya. "Ada orang bersikap humanis dan gagah, Cak Munir itu lelaki paling ganteng."

Adapun Akar Narwastu tidak menentukan genre lagu saat mengiringi Cok Sawitri menyanyikan empat lagu mengenang Munir. "Dari ngobrol-ngobrol tentang Munir, kami artikulasi rasa," katanya.

BRAM SETIAWAN
 
Copyright © 2014 Share In Love - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info