Sutradara Arifin C. Noer. Dok. TEMPO/ Rini PWI |
TEMPO.CO -'Mega Mega', sebuah drama karya seniman legendaris Indonesia, Arifin C. Noer siap dipentaskan di Malay Heritage Centre Singapore pada 23-24 Januari mendatang. Lakon sandiwara yang pernah dipentaskan di Taman Ismail Marzuki pada 1969 ini akan disutradarai oleh Bejo Sulaktono.
Mantan Ketua Pogram Studi IKJ ini menilai, Mega Mega memiliki kisah dan plot yang sederhana. "Strukturnya cukup linear, plotnya tak bercabang-cabang, tokoh-tokohnya, katakanlah, dari dunia yang sama," ujar dia dalam rilis yang diterima Tempo, 15 Januari 2016 ini.
Menurut dia, biasanya lakon Arifin C. Noer bersifat lebih kompleks seperti menghadirkan macam-macam tokoh berbeda alam dan menyilangkan dunia yang beragam. "Riuh dengan berbagai efek dan peristiwa yang seakan dimasukkan begitu saja," begitu katanya.
Sementara itu, Produser Eksekutif Egy Massadiah menuturkan meskipun naskah ini ditulis lebih dari 40 tahun yang lalu, Mega Mega memiliki cerita yang tak jauh berbeda dengan kejadian masa kini.
Lakon sandiwara yang mendapat penghargaan sebagai lakon sandiwara terbaik dari Badan Pembina Teater Nasional Indonesia (BPTNI) pada 1967 ini bercerita tentang kehidupan sekelompok manusia marjinal yang membentuk sebuah keluarga karena kesamaan nasib. Setiap malam Ma'e, Tukijan, dan Retno, bercengkerama di bawah pohon beringin setelah sepanjang siang mencari makandi sekitar pasar. Mereka bersama-sama merenungi dan menertawakan nasib lalu bermimpi tentang sebuah nasib.
"Naskah ini mengisahkan tentang mimpi orang miskin. Mimpi-mimpi yang kerap mengganggu tidur. Mimipi-mimpi umum orang yang kalahpersaingan hidup. Mimpi-mimpi yang seolah-olah mau mengatakan bahwa hanya denan bermimpilah mereka bisa jadi kaya raya. Bahwa nasib mereka memang cuma bisa bermimpi," tutur Egy.
Selain Mega Mega, aktor di Teater Mandiri Putu Wijaya ini menjelaskan bahwa Program Studi Seni Teater FSP IKJ aktif mengikuti berbagai event Teater Internasional dan melakukan pementasan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Tahun 2011 kami mementaskan naskah karya Putu Wijaya “BOM”, dalam The 6th International Experimental Theatre Festival di Shanghai China. Pada Juni 2012 kembali mementaskan naskah BOM dalam International Festival of Theatre Schools, Istropolitana Project, di Bratislava Slovakia," terang Egy.