"Garamku Tak Asin Lagi" Film Rekomendasi Juri Eagle Award 2011

Film "Garamku Tak Asin Lagi" karya sutradara Jamaluddin Phonna dan Azhari dari Aceh meraih penghargaan  kategori Film Rekomendasi Juri pada ajang Eagle Awards Documentary Competition 2011 "Bagimu Indonesia".

Film dokumenter tersebut bercerita tentang para perempuan Aceh yang sebagian besar adalah janda, dalam mempertahankan produksi garam lokal Aceh yang dibuat secara tradisonal di tengah monopoli garam impor. Pemenang kategori tersebut mendapatkan satu set kamera profesional.

Lima film dokumenter berlaga di malam final kompetisi Eagle Awards, Jumat (28/10). "Presiden Abu-Abu" berhasil menyabet piala Eagle Awards kategori Film Dokumenter Terbaik. "Sebuah film dokumenter yang baik adalah karya yang membuanyai kisah yang menarik sekaligus memiliki pesan. Film yang dapat membuat penonton menikmati, memahami , bahkan merasakan apa yang disampaikan dalam film tersebut," ujar salah satu juri, Sentot Sahid, dalam Awards Night yang disiarkan langsung dari Grand Studio Metro TV, Jakarta Barat.

Film dokumenter berjudul "Presiden Abu-Abu" berhasil menyabet piala Eagle Awards kategori Film Dokumenter Terbaik. Film ini bercerita tentang perjuangan Ricardo Hutahahea yang dikenal sebagai "presiden abu-abu" dalam menyelesaikan persoalan warga Kampung Beting, Jakarta Utara, untuk mendapatkan pengakuan negara atas hak-hak sipilnya.

Film karya sutradara Mutiara Paramitha Andika dan Afied Riyadi tersebut dinilai berhasil menampilkan gambaran Kampung Beting dikenal sebagai pemukiman warga marjinal dengan status sipil yang abu-abu.

"Kami sangat bangga mendapatkan Elang ini. Sayang sekali Presiden Abu-abu tidak bisa hadir malam ini, karena sedang mengurus matinya air di Kampung Beting. Semoga Kampung Beting tidak terus abu-abu," ujar sutradara film pemenang, Mutiara. Pemenang mendapatkan seperangkat kamera profesional dan aksesorisnya.

Film dokumenter "Mutiara Pesisir Pantai" menjadi pemenang Eagle Awards kategori Film Favorit Pemirsa. Film yang disutradarai Belo dari Timika, Papua, tersebut mengisahkan perjuangan pekerja kesehatan dan tenaga relawan dari warga Pantai Ipaya distrik Mimika Barat, Kabupaten Mimika, Papua.

Para relawan yang disebut mama-mama kader tersebut memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan di tengah terbatasnya akses transportasi di tengah kondisi alam Papua. Pemenang kategori film favorit pemirsa mendapatkan hadiah sebuah laptop Macbook Pro. 

Dua film lainnya yang masuk menjadi finalis ajang kompetisi film dokumenter Eagle Awards 2011 adalah "Hutanku Sekolahku" karya sutradara David Suryadi dan Roberto Satyadi asal Padang, Sumatra Barat, serta "Adeus Timor Lorosae" karya M Zulfi Ifani dan Kurnia Ramadhani.

"Hutanku Sekolahku" bercerita tentang sekelompok orang yang peduli akan pendidikan suku Mentawai di pedalaman Hutan Siberut, yang merasa terabaikan oleh pemerintah. Sementara "Adeus Timor Lorosae" bercerita tentang usaha warga baru eks Timor-Timur di kamp pengungsian Naibonat, Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur untuk hidup yang mandiri. 

 
Malam penghargaan kompetisi dinilai oleh tim juri Sentot Sahid, Felia Salim, Ine Febriyanti dan juri tamu, Leonard Retel Helmrich. Acara tersebut juga dimeriahkan oleh artis pengisi acara, Bondan featuring Fade 2 Black, RAN, dan Saykoji. (MIcom)




 
Copyright © 2014 Share In Love - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info