"Hipnotis" Chaiya-Chaiya Tutup AIFF 2011


CHAIYA-CHAIYA oleh seniman Pakistan
“Chaiya-chaiya” yang dinyanyikan oleh  para seniman  Pakistan pada selasa malam  (26/7)  di Taman Ratu Safiatuddin membuat seluruh masyarakat yang mengikuti acara penutupan Aceh International Folklore Festival (AIFF) 2011 bergoyang dan bersemangat. Menembangkan  tiga buah lagu berirama dan berbahasa Pakistan, mereka bernyanyi dengan hentakan tradisi yang bersemangat. 

PAKISTAN
Sebelumnya, Sekda Provinsi Aceh H.T. Setia Budi mewakili Wakil Gubernur Aceh secara simbolik menutup pelaksanaan Aceh International Folklore Festival (AIFF) 2011 yang telah berlangsung selama dua hari di tempat-tempat keramaian umum dikota banda Aceh.



 
Acara yang diikuti oleh 10 negara dari 12 negara yang direncanakan ikut serta (Minus Korea Selatan dan Afrika Selatan) ini menampilkan kesenian rakyat dari masing-masing negara. Konsep kesederhanaan dari pelaksanaan event ini merupakan sebuah kesepakatan tak resmi agar kesenian rakyat tersebut dapat dinikmati masyarakat tanpa ada nuansa ekslusivitas. Seperti di Kota Banda Aceh yang bertempat di Taman Putroe Phang,Taman Sari, Taman Ulee Lheue dan Taman Ratu Safiatuddin. Hampir disetiap tempat kegiatan, pembauran penonton dan peserta sangat terasa, sehingga terjadi interaksi yang kuat sebagaimana konsep kesenian rakyat di masing-masing negara.

ACEH / INDONESIA
Setelah penampilan seniman Pakistan, hadir Lasqi Aceh yang mewakili Indonesia dengan nyanyian dan kolaborasi Tari kreasi “Aceh Tanoh Lon Sayang” yang sangat mengundang decak kagum penonton. Juara III pada International Folklore festival 2010 di Turki ini menunjukkan kepiawaian tarian Aceh dalam senandung nada dan gerak dalam musik tradisi yang menggelora.

LITHUANIA
Tarian rakyat Lithuania yang dibawakan oleh  10 penarilaki-laki dan wanita, memainkan tarian  keriangan sebagaimana kesenian  rakyat yang biasa mereka tari kan di Negara mereka.Para penari dari negara yang berbendera kuning hijau merah ini tampak sangat ceria  dan mampu membawa penonton bertepuk tangan gembira mengikuti rempak irama yang mereka senandungkan.

 
Permainan Accordion para seniman Canada turut tampil di acara penutupan AIFF 2011, Penari dengan kostum paduan hitam putih merah tampak  berpeluh bersemangat menampilkan karya seni negeri mereka dengan komposisi berpasangan yang sangat kompak dan padu.
Tampak pada gambar ketika para seniman tari Kanada sedang melakukan aksinya di Pinggiran pantai Ulee Lheue Banda Aceh.

MALAYSIA
Suasana sedikit agak rileks ketika Malaysia dengan tarian Gondang Sayang, tarian Mak Inang dan Zapin berlenggokdengan alunan rentak Melayu yang kental, dihiasi senyuman para penari yang indah, suasana penampilan Malaysia menjadi hiburan tersendiri di malampenutupan AIFF 2011. Daerah serumpun yang dalam sejarahnya mempunyai kekerabatan yang dekat dengan Aceh tampil luwes. Sepintas kita menikmati suasana Aceh Tamiang yang juga masih lekat budaya melayu dalam berkesenian.

ESTONIA
 Estonia yang termasuk Negara yang sangat kecil wilayahnya, menampilkan kesenian rakyat berupa permainan kayu dan lompatan yang disambut riuh kegembiraan penonton. Interaksi peserta dan penonton terus terjalin selama performance masing-masing negara. Keramahan para penari terhadap masyarakat memberi nilai lebih dalam event Internasional ini.

Sri Lanka
Sempat tidak tampil pada acara pembukaan karena terlambat  tiba di Banda Aceh, 3 Penari wanita Srilanka dengan pakaian daerah merekadan 3 orang lelaki menarikan tarian api yang sangat menarik. Ketukan demi ketukan alat musik yang mereka bawa dari negara mereka menemani setiap gerakan para penari dan tak pernah henti bertabuh sampai akhir tarian.


Penari Polandia + Itali Menarikan gerak tarian Aceh
Polandia, Negara yang berbendera putih merah ini hadir dengan jumlah peserta yang sangat banyak di acara ini, dengan membawa 30 orang penari, pemusik dan official, mereka menari  layaknya tarian penuh  semangat yang tiada henti.  Diakhir pertunjukan mereka juga turut membuat masyarakat terkesan, karena mampu menarikan gerakan tarian Aceh dengan latar musik yang dipadukan oleh alat musik negara mereka. Tampak keharmonisan gerak yang luar biasa, karena mereka mempelajari gerakan tarian tersebut hanya beberapa hari setelah tiba di Banda Aceh.

ITALYA
Tampil dengan tarian yang lembut, diselingi nyanyian seorang biduan Italia yang menyanyikan lagu berbahasa Italia, sambil menyapa masyarakat dengan “Peu haba” yang kental dengan logat Italia, masyarakat kembali terbakar bersemangat member applaus kepada mereka. Dalam penampilan akhirnya, peserta Italia menampilkan tarian muda-mudi desa yang menggambarkan tentang para lelaki yang memancing dan para wanita yang menyiapkan kebutuhan lain. Beberapa gerakan dansa Italia yang mereka peragakan menghanyutkan kegembiraan penonton.


TURKEY
Diakhir pementasan peserta,  Turki yang terkenal dengan budaya agama nya yang kental, kembali menampilkan tarian Sufi. Empat penari berputar-putar tanpa henti seakan ingin menggambarkan rotasi alam yang terus berputar dengan kalam Illahi.

Tarian Fisabilillah yang ditarikan sanggar Cut Nyak Dhien Banda Aceh setelah penampilan Turki, mampu mengobarkan semangat di waktu yang telah menunjukkan pukul 1 pagi. Para penari dengan kolaborasi teaterikal seolah menegaskan kegigihan wanita Aceh yang ketika sedang berperang melawan penjajah. Memainkan rencong dengan gerakan yang menghentak, mereka di ilustrasikan sedang berperang menghunuskan rencong menaklukkan pedang penjajah yang berkostum ala kolonial

Dipamungkasi penampilan Tarian Lasqi Aceh sebagai penutup,  diserahkan pula plakat dan bungong jaroe khas Aceh kepada seluruh perwakilan negara peserta AIFF 2011. Selanjutnya seluruh penari negara  peserta dari 10 negara berkumpul bersama  diatas pentas seraya mengucapkan terima kasih dan keharuan yang dalam karena mereka harus kembali ke kampung halaman masing-masing.

Selanjutnya pada tanggal 27 dan 28 juli 2011, para peserta akan mengunjungi Kota Sabang di Pulau Weh yang merupakan kota  paling ujung di pulau Sumatera yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya dan merupakan letak tugu titik NOL Kilometer  Indonesia.  Menurut agenda panitia, para peserta dari berbagai negara tersebut akan meninggalkan Indonesia pada 30 Juli 2011.

Semoga dengan acara Kesenian rakyat Internasional ini,menambah apresiasi dan referensi masyarakat khususnya generasi muda Aceh atas pemahaman budaya yang berbeda antar negara, sehingga tercipta filterisasi budaya terhadap generasi muda Aceh agar tidak mudah mengadopsi budaya luar dan tidak latah ikut-ikutan budaya yang tak sepantasnya menurut agama dan budaya Aceh. Salam Budaya.

Foto2 dari: prof-dee
 
Copyright © 2014 Share In Love - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info