Adat perayaan mo’lot “Maulid” di Aceh, sejak dulu sampai sekarang perayaannya dilakukan pada tanggal 12 Rabiul awal yang menurut kalender Aceh disebut Mo’lot Awai, bila dirayakan bulan berikutnya di bulan Rabiul alkhir disebut mo’lot teungoh atau ado molot dan bila dirayakan pada bulan Jumadil awal disebut mo’lot akhe (akhir) atau disebut juga molot keuneulheuh. Dalam tiga bulan yang kita sebutkan tadi orang Aceh merayakan peringatan mo’lot secara meriah pada waktu yang tidak bersamaan dimasing-masing gampong.
Mengenai sebutan ketiga bulan tersebut diatas menurut Tuanku Abdul Jalil,dalam tulisan Sebab Aceh dinamakan Serambi Mekkah pada seminar Sejarah masuk dan berkembangnya islam Di Aceh dan Nusantara di Langsa Tahun 1980,menulis bahwa perayaan mo’lot di Aceh mulai diperingati pada masa Sultan Alaidin Ali Mughayatsyah pada saat beliau memproklamirkan berdirinya Kerajaan Aceh tanggal 12 Rabiul awal tahun 913 H.Untuk merayakannya Hari itu maka perayaan mo’lot dilangsungkan selama tiga bulan yang kemudian dikenal dengan mo’lot awai,ado mo’lot dan mo’lot keuneulheuh.
Sebuah riwayat lain menyebutkan bahwa kanuri mo’lot di Aceh mulai diadakan setelah utusan meriam secupak diterima oleh Sultan Turki, maka Sultan Turki berpendapat bahwa tidaklah tepat untuk menerima persembahan dari utusan Aceh sebab jarak yang jauh menimbulkan banyak kesulitan. Demikianlah sultan, karena ketaatan untuk menjalankan ajaran-ajaran agama di Aceh maka sebagai gantinya. Dianjurkan untuk dapat memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad saw, karena hal itu tergolong pekerjaan saleh yang paling berfaedah. Sultan Turki berpesan hendaknya di Aceh semua desa di mana penduduknya setiap tahun melaksanakan secara bersama perayaan besar Mo’lot, sebagai bakti bagi seorang raja dan rakyat yang beriman. Pesan itu kemudian dilaksanakan oleh Sultan Aceh, maka sejak masa itu kenduri mo’lot dilaksanakan sebagai suatu kewajiban yang ditentukan oleh kerajaan Aceh. Sebagai kewajiban maka dahulu kala jika seorang keucik tidak melaksanakan kenduri mo’lot tiap tahun tepat waktunya, maka di akan berhadapan dengan penguasa yang lebih tinggi, yaitu ulee balang dan dia akan dihukum membayar denda atas kelalaian dalam melaksanakan tugasnya.
Sementara itu peringatan maulid di dunia Islam baru dikenal setelah perang salib ke 2 tahun 1146-1148. Dikatakan perang salib (crusade) karena tentara kristen memakai symbol salib pada pakaian, perisai, bendera dan bahkan gagang pedang sebagai tanda pengenalnya. Menurut sebuah riwayat setelah pecah perang salib ke 2 yang kemudian pada tahun 1188-1192 M berlanjut dengan perang salib ke 3. Pasukan Islam dibawah pimpinan Shalahuddin Al Auyubi. Sementara pasukan kresten dibawah pimpinan Phillip Augustus dari Perancis dan Richard (si hati singa) dari Inggeris. Pada masa itu ke khalifaf islam terpecah menjadi dua,yaitu dinasti Fathimiyah yang berpusat di Meser (cairo) yang bermashab Syiah dan Dinasty Seljuk yang berpusat di Turki bermashab Sunni. Keadaan ini membuat Shalahuddin Al Ayubi alias Saladin gusar.Oleh karena itu dia berusaha untuk mempersatukan kedua dynasty tersebut .Jika tidak bersatu adalah mustahil umat islam dapat mengalahkan umat kresten-eropah yang begitu kuat.Dia melakukan lobi di kedua kubu umat islam itu. Usaha nya berhasil berkat bantuan seorang paman yang bernama Syech Nuruddin yang kebetulan seorang jenderal di kerajaan Fathimiyah Mesir.
Pekerjaan pertama selesai kini Shalahudin dihadapkan de ngan masalah yang lebih besar lagi,yaitu bagaimana caranya membangkitkan roh dan semangat umat islam yang telah hancur akibat perang salib ke I dan ke 2.Semangat umat islam sudah kedodoran ,mareka kehilangan semangat jihad dan mabuk dengan urusan duniawi “wahn”(cinta dunia dan takut jihad). Untuk membangkitkan semangat umat islam Shalahuddin mengagas sebuah sebuah seminar yang dikaitkan dengan kelahiran nabi Muhammad saw. Tujuannya adalah untuk membangkitkan semangat perjuangan umat islam. Dalam seminar itu di kaji secara mendalam sirah nabawiyah (sejarah hidup nabi Muhammad saw) atas dasar perkataan sahabat terutama menyangkut dengan nilai-nila perjuangan jihad. Seminar itu berlangsung selama dua bulan berturut-turut dan membawa hasil yang luar biasa. Setelah hasil dari seminar ini di sebar luaskan banyak umat islam terutama kaum muda mendaftarkan diri untuk berjihad untuk membebaskan kota Palestina. Mereka semua dilatih dengan ilmu peperangan (militer).
Setelah berhasil memobilisasi pemuda dari berbagai negeri islam dan melatih kemeliteran, pada tahun 1187 M mareka kemudian menuju ke medan perang melawan pasukan salib di Hattin (Acre, wilayah Israel sekarang). Pasukan salib terdesak dan akhirnya terkurung di Baitul Maqdis. Dua orang pemimpin perang salib di tangkap yaitu Reynold dari Prancis dan Raja Guy dan dihadapkan ke Shalahuddin. Reynold kemudian dijatuhi hukuman mati dan Raja Guy kerana tidak terbukti bersalah melakukan kekejaman perang akhirnya dibebaskan. Tiga bulan setelah peperangan Hattin, maka pada tanggal 2 oktober tahun 1187 M, atau bertepatan dengan hari dan tanggal Nabi Muhammad saw diperjalankan oleh Allah swt dari Mekkah ke Yarussalem, melalui peristiwa Isra' Mikrad. Pasukan Shalahuddin berhasil merebut Baitul Maqdis yang telah dikuasai oleh pasukan salib selama 88 tahun.
Setelah pembebasan Baitul maqdis permusuhan dihentikan dan tidak ada lagi pembunuhan, tidak ada orang krestennyang dibunuh tidak ada perampasan harta orang kristen dan Shalahuddin membebaskan banyak tawanan bahkan seorang Uskup yang bernama Herclius diberi pengawalan ketika menuju Libanon setelah dia membayar tebusan sepuluh dinar. Kemudian Shalahuddin meminta agar semua orang Nasrani Latin (Katolik) meninggalkan Baitul Maqdis. Sementara kalangan Nasrani ortodok (bukan kombatan tentera salib) tetap dibiarkan tinggal dan beribadah dikawasan itu.
Pada tahun ll94 M, pasukan salib kembali datang menyerang Baitul Maqdis kali ini dibawah pimpinan Phillip Augustus dan Richard si Hati Singa. Richard yang digambarkan sebagai pahlawan oleh sejarahwan Inggeris memerintahkan untuk membantai 3000 orang muslim kebanyakkan wanita dan anak-anak. Tragedi ini berlangsung di kota Acre. Kendati peristiwa ini terjadi dihadapan kaum muslimin, tetapi mareka tidak melakukan hal yang sama terhadap tentera salib pada waktu itu maupun dalam berikutnya..
Suatu hari si hati singa jatuh sakit dan terbaring dalam tenda perang, mendengar kabar itu Shalahuddin secara inconekto datang dengan menyamar sebagai tentara salib ia berhasil menjenguk Richard. Ketika bertemu bukannya membunuh Richard yang lagi sakit. Malahan dengan kepintarannya sebagai tabib dia mengobati si hati singa sampai sembuh. Kemudian Richard mengetahui bahwa yang mengobati dirinya adalah seorang musuh lalu terkesan dengan kebesaran jiwa Shalahuddin. Kemudian mareka berdamai dan pada tahun 1137 M di tanda tangani suatu perdamaian kedua belah pihak. Isi perrdamaian antara lain pihak Shalahuddin memberi kebebasan bagi orang kresten untuk mengunjungi Palestina asal mareka datang dengan damai dan tidak membawa senjata. Sejak itu Palestina berada dalam kendali kaum Muslimin (Sultan sultan Ottoman) selama 8 abad berikutnya sampai abad ke 20. Dan masa pemerintahan muslim berakhir tahun I917 M (antara kedua perang dunia). Inggris menghancurkan orang-orang arab dan membesarkan kaum zionisme Yahudi yang kemudian tahun 1930 terjadi pertikaian Yahudi dengan orang Palestina. Tahun 1947 Inggris hengkang dari Palestina dan terjadilah pertikaian antara orang Palestina dengan Yahudi sampai hari ini menjadi bertambah parah..
Dari uraian diatas kita temukan kata pembebasan atau merdeka dan peristiwa pembebasan Baitul Madis oleh pasukan Shalahuddin setelah 3 bulan pembebasan Palestina kemudian pembebasan Baitul Maqdis. Menjadi pertanyaan bagi kita apakah ada hubungannya peristiwa itu dengan upacara maulid di Aceh dirayakan selama 3 bulan berturut—turut dan apakah ada hubungan kebiasaan kaum wanita di Aceh dibulan Jum Belndaadil akhir atau buleun boh kaye melakukan kenduri buah-buahan. Untuk menjawab pertanyaan ini kita akan coba bahas pada uraian mengenai ritual adat di bulan boh kaye. Sementara itu persitiwa yang dialami oleh orang Aceh dengan perang Sabil (perang dijalan Allah ) ketika melawan penjahahan colonial Portugis maupun Belanda sudah barang tentu tidak terlepas dari pengaruh perang salib.
Walaupun tanggal 12 bulan itu adalah hari lahir Nabi saw dan dengan demikian juga hari raya terpenting, peringatan lahirnya Muhammad saw itu tidak terikat pada tanggal tersebut. Di seluruh dunia Islam, malah diadakan pada berbagai kegiatan, seperti mengadakan deklamasi tentang riwayat hidup Nabi oleh seorang ahli dalam bentuk syair atau prosa dan ditutup dengan pembacaan doa dan makan bersama.
Demikian pula halnya di Aceh, memperingati meninggalnya seseorang sering bersamaan atau disertai dengan kenduri mo’lot. Tetapi mo’lot terpenting dan di anggap sebagai puncak kegiatan yang wajib oleh orang Aceh harus diselenggarakan di semua gampong dalam bulan mo’lot yaitu tanggal 12 Rabiul awal atau sesudahnya atau pada salah satu dari hari dalam dua bulan berikutnya (Rabiul akhir dan Jumadil awal) dan dari sinilah asal mula namanya ado mo’lot dan akhir mo’lot seuneulheuh.
Tempat merayakan mo’lot itu dipusatkan di meunasah, harinya ditetapkan setiap tahun oleh penguasa gampong melalui musyawarah/mupakat dengan mempertimbangkan pelaksanaannnya tepat waktu dan tidak mengganggu kegiatan atau kesibukan penduduk gampong dalam melakukan akitifitas mencari nafkah. Serta dipilih waktu lepas panen sehingga semua warga gampong berkesempatan mempersiapkan diri untuk ikut melakukan kenduri. Jauh hari tiap petani sudah meniatkan hasil panennya yang pertama dan dari kualitas yang bagus dinazarkan untuk kenduri mo’lot atau kenduri keu pang ulee. Bagi di mareka yang bertani maka akan selalu dalam hatinya diniatkan. Misalnya buah pisang yang dipanen maka sisir dari tandan yang buahnya lebih bagus “ulee mu” diniatkan untuk disajikan kelak pada kenduri molot,demikian pula dengan buah-buahan yang lain. Rasa kebanggaan bilamana setiap tahun mampu melakukan kenduri mo’lot.
Dalam menentapkan waktu hari itu jaga juga diperhatikan agar pelaksanaannya tidak bersamaan dengan gampong terdekat dari satu mukim sehingga tidak merayakan pada hari yang sama atau harinya terlalu berdekatan, sebab pada perayaan mo’lot itu diundang penduduk gampong tetangga dari mukim itu..
Bersambung ke artikel KANDURI MO’LOT