Menurut Jumhur Ulama’, sholat berjama’ah
hukumnya sunnah muakkad, sedangkan menurut Imam Ahmad Bin Hanbal,
sholat berjama’ah hukumnya wajib. Rosulullah SAW selama hidupnya sebagai
Rosul belum pernah meninggalkan sholat berjama’ah di masjid meskipun
beliau dalam keadaan sakit. Rosululah SAW pernah memperingatkan dengan
keras keharusan sholat berjama’ah di masjid, sebagai mana diuraikan
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Muslim berikut :
وَالَّذِى
نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدهممت أن اَمُرَ بِحَطْبٍ فَيَحْتَطِبُ ثُمَّ اَمُرَ
بِا لصَّلاَةِ فَيُؤَذِّنَ لَهَا ثُمَّ اَمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ
النَّاسَ, ثُمَّ اُخَالِفَ اِلَى رَجُالٍ لاَيَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ
فَأُحْرِقَ عَلَيْهِم بُيُوتَهُمْ – متفق عليه
“Demi
jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku bertekad menyuruh
mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku suruh seorang adzan untuk sholat
dan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada
orang-orang yang tidak ikut sholat, kemudian aku bakar rumah mereka”
Pada
suatu saat Rosulullah didatangi oleh salah satu sahabat yang
dicintainya, yaitu Abdullah Bin Umi Maktum. Ia berkata kepada Rosulullah
bahwa dirinya buta dan tidak ada yang menuntunnya ke masjid sehingga ia
memohon kepada Nabi untuk memberinya keringanan untuk tidak
melaksanakan sholat berjama’ah di masjid. Selanjutnya Rosulullah
bertanya kepadanya:
هَلْ تَسْمَعُ النّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ؟ قَالَ نَعَمْ. قَالَ : فَأَجِبْ
..
Begitulah
seruan Rosulullah kepada umatnya agar senantiasa menunaikan sholat
berjama’ah di masjid sekalipun kepada sahabatnya yang tidak bisa melihat
alias buta. Bagaimana dengan kita umatnya, yang diberikan kenikmatan
yang sempurna. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
Rosulullah bersabda :
لاَصَلاَةَ لِمَنْ جَارَ الْمَسْجِدَ اِلاَّ بِالْجَمَاعَة وَفِى رِوَايَة اِلاَّ فِى الْمَسْجِد – رواه احمد
“Tidak
sempurna sholat seseorang yang bertetangga dengan masjid kecuali dengan
berjama’ah. Dalam suatu riwayat, kecuali di masjid”.
Hadits-hadits
di atas menunjukkan betapa pentingnya sholat berjama’ah. Rosulullah
menekankan bahwa sholat jama’ah dilaksanakan di masjid. Karena masjid
didirikan bukan untuk bemegah-megahan, melainkan untuk diramaikan atau
dimakmurkan. Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 18 :
إنَّمَا
يَعْمُرً مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ أمَنَ بِاللهِ وَاليَوْمِ الأخِرِ وَأقَامَ
الصَّلاَةَ وَأَتَى الزَّكَوةَ وَلَمْ يَخْشَ إلاَّ اللهَ
“Hanyalah
yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan sholat, menunaikan
zakat, dan tidak takut selain kepada Allah.”
Banyak
keutamaan dan manfa’at yang bisa diperoleh ketika seseorang menunaikan
sholat berjama’ah. Ada keutamaan yang diperoleh di dunia dan juga ada
keutamaan atau manfaat yang bisa diperoleh nanti di akhirat. Diantara
keutamaan atau manfaat dari sholat berjamaah adalah sebagai berikut :
1. Allah akan melipatgandakan pahala sholat berjama’ah sampai dua puluh tujuh derajat.
قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم : صَلاَة الْجَمَاعَة اَفْضَلُ مِنَ صَلاَةِ الفَدِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَة — متفق عليه
“Sholat berjama’ah itu lebih utama dari sholat sendiri dengan dilipatkan sampai dua puluh tujuh derajat”
2.
Menjauhkan diri dari sifat munafik. Karena di antara sifat orang
munafik adalah bermalas-malasan dalam sholat. Hal ini tertera dalam
surat An-Nisa’ ayat 142 :
إنَّ
المُنَفِقِيْنَ يُخَدِعُوْنَ اللهَ وَهُوَ خَدِعُهُمْ وَإذَا قَامُوا إلىَ
الصَّلاَةِ قَامُوْا كُسَالَى يُرَاءُوْنَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُوْنَ
اللهَ إلاَّ قَلِيْلاً
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah. Dan Allah akan membalas tipuan
mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”
Dalam sebuah hadits Nabi bersabda :
“Tidaklah
ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi sholat
Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya,
niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak.”
(Muttafaqun ‘Alaih)
3. Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah. Rosulullah bersabda :
إِذَا
قال اْلإِمَامُ (غَيْرِ اْلمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَالضّآلّين)
فَقُوْلوُا : آمين, فَإِنَّهُ مِنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلُ اْلمَلاَئِكَةِ
غَفِرَ لَهُ ماَتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ — رواه البجارى و مسلم
“Jika
imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdholliin”, maka
ucapkan amin, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan
dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.”
Dalam hadits lain Nabi bersabda :
“Barangsiapa
yang berwudhu untuk sholat dan menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan
untuk menunaikan sholat, dan ia sholat bersama manusia atau berjama’ah
atau di dalam masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”
4.
Mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia. Sholat berjama’ah
mengajarkan disiplin seorang makmun senantiasa mengikuti gerakan imam
dan berada di belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih
kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan ego, perbedaan dan
dengan penuh kerendahan hati patuh dan taat pada pimpinannya, yaitu
imam.”
Rosulullah bersabda :
اِنَّمَاجُعِلَ
اْلإِمَامُ لِيُؤْتَمٌ بِهِ, فَلاَ تَحْتَلِفُ عَلَيْهِ, وَإِذَا كَبُرَ
فَكَبِّرُوْا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا وَإذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا
وَإذَا صَلّىَ جَالِسًا فَصَلّو جُلُوْساً أجْمَعِيْنَ
5. Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan.
Apabila
kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan tumbuh kasih sayang
diantara sesama muslim. Dan jika suatu waktu ada saudara kita yang biasa
berjama’ah kemudian beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka kita
akan bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia tidak berjama’ah?
Seandainya jawaban yang didapat bahwa beliau itu sakit, maka kita akan
bergegas menjenguk dan mendo’akannya.
Sholat
berjama’ah juga mengajarkan persamaan : tidak dibedakan antara yang
kaya dan yang miskin, seorang pejabat atau rakyat jelata, atasan atau
bawahan, semua berdiri, ruku’, sujud, dan duduk dalam satu barisan untuk
taat dan tunduk kepada Allah. Allah berfirman:
اِنَّ اللهَ يُجِبُّ الَّذِيْنَ يُقَا تِلُونَ فِى سَبِيْلِهِ صَفًّا كَأَ نَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya, dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang sangat kokoh”.
Oleh : KH. Zainal Arifin Abu Bakar ( Ketua LDNU, Pengasuh Pesantren Denanyar )
Dari Berbagai sumber dan http://m-alwi.com/