TEMPO.CO, Yogyakarta - Bursa seni rupa terbesar di Yogyakarta, ArtJog 2016 menyajikan radio astronomi untuk menangkap sinyal adanya kehidupan di ruang angkasa. Pameran seni rupa kontemporer yang memasuki tahun ke sembilan ini berlangsung di Jogja National Museum pada 27 Mei-27 Juni 2016.
Pendiri dan Direktur Artistik ArtJog, Heri Pemad mengatakan sebagai bagian dari perjalanan seni rupa Indonesia, Art Jog menyuguhkan sesuatu yang segar ke publik setiap tahun. Kali ini ia menempatkan menara setinggi 36 meter lengkap dengan perangkat lampu suar yang punya daya jangkau 10 kilometer. Menara itu diandaikan sebagai mercusuar yang mewakili penyebaran pengaruh yang mendunia.
Mercusuar disertai dengan karya instalasi kinetik berbentuk blower berdiameter 2,5 meter dan dalamnya 50 meter. "Kami juga memugar gedung JNM yang dahulu merupakan gedung Akademi Seni Rupa Indonesia," kata Heri Pemad di Greenhost Hotel Prawirotaman Yogyakarta, Jumat, 20 Mei 2016.
ArtJog menampilkan karya seniman Venzha Christiawan sebagai commissioned artist. Venzha membuat karya yang diberi nama Indonesia Space Science Society atau ISSS. Akan ada satu antena yang dipasang di menara setinggi 36 meter dan satu kelompok antena yang dipasang di atas alat penangkap sinyal dan frekuensi.
ISSS disebut sebagai institusi yang menghubungkan masyarakat dengan ilmu pengetahuan tentang ruang angkasa. Tujuannya mengangkat isu global tentang perkembangan astronomi dan mengajak publik membayangkan spekulasi dan kemungkinan kehidupan cerdas di luar planet bumi.
Ini semacam platform untuk siapa saja yang ingin mempelajari astronomi dan ilmu pengetahuan ruang angkasa. Venzha menyiapkan ide tentang ISSS sejak enam tahun lalu. "Gagasannya adalah mencontoh sejumlah lembaga independen yang mengeksplorasi data-data dari ruang angkasa," kata Venzha.
Ia melakukan banyak riset tentang ruang angkasa. Venzha membuat DIY Radio Astronomy. Ini merupakan contoh karya yg dibuat untuk Art Jog, sebagai bagian untuk meresmikan lahirnya ISSS.
DIY Radio Astronomy berfungsi sebagai pengganti teleskop. Selain itu, Venzha juga menyiapkan 12 televisi, simulasi, dan animasi bergerak yang menjelaskan tentang karyanya. Pengunjung akan mendapatkan pengetahuan tentang apa itu radio astronomi, bagaimana cara mengaksesnya, dan cara membuatnya.
Karya Venzha itu sejalan dengan tema ArtJog bertajuk Universal Influence. Universalitas punya pengaruh pada politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan agama.
Kurator pameran, Bambang "Toko" Witjaksono mengatakan tema isu global diangkat untuk membawa dampak lebih luas terhadap pengunjung Art Jog yang datang dari beragam kalangan. Tema Pengaruh Universal itu ingin melihat bagaimana pengaruh global terhadap seni rupa. Misalnya kemajuan teknologi, informasi, jaringan internet yang mendunia.
Tahun ini panitia mengundang 72 seniman yang dianggap punya pengaruh penting. Misalnya seniman itu punya pengaruh besar terhadap seniman generasi berikutnya. Ada pula seniman yang punya pengaruh pada komunitas. Pameran juga melihat bagaimana figur karya seni tergeser oleh teknologi. "ArtJog kali ini memperbincangkan kondisi dunia hari ini," kata Bambang.
Sejumlah seniman yang akan menampilkan karyanya di antaranya Djoko Pekik, Agus Suwage, Entang Wiharso, FX Harsono, Heri Dono, Rudi Mantofani, dan Wedhar Riyadi. Art Jog tahun ini tidak menampilkan karya seniman dengan mekanisme seniman mendaftar, melainkan panitia mengundang seniman. [Shinta Maharani - tco]
Pendiri dan Direktur Artistik ArtJog, Heri Pemad mengatakan sebagai bagian dari perjalanan seni rupa Indonesia, Art Jog menyuguhkan sesuatu yang segar ke publik setiap tahun. Kali ini ia menempatkan menara setinggi 36 meter lengkap dengan perangkat lampu suar yang punya daya jangkau 10 kilometer. Menara itu diandaikan sebagai mercusuar yang mewakili penyebaran pengaruh yang mendunia.
Mercusuar disertai dengan karya instalasi kinetik berbentuk blower berdiameter 2,5 meter dan dalamnya 50 meter. "Kami juga memugar gedung JNM yang dahulu merupakan gedung Akademi Seni Rupa Indonesia," kata Heri Pemad di Greenhost Hotel Prawirotaman Yogyakarta, Jumat, 20 Mei 2016.
ArtJog menampilkan karya seniman Venzha Christiawan sebagai commissioned artist. Venzha membuat karya yang diberi nama Indonesia Space Science Society atau ISSS. Akan ada satu antena yang dipasang di menara setinggi 36 meter dan satu kelompok antena yang dipasang di atas alat penangkap sinyal dan frekuensi.
ISSS disebut sebagai institusi yang menghubungkan masyarakat dengan ilmu pengetahuan tentang ruang angkasa. Tujuannya mengangkat isu global tentang perkembangan astronomi dan mengajak publik membayangkan spekulasi dan kemungkinan kehidupan cerdas di luar planet bumi.
Ini semacam platform untuk siapa saja yang ingin mempelajari astronomi dan ilmu pengetahuan ruang angkasa. Venzha menyiapkan ide tentang ISSS sejak enam tahun lalu. "Gagasannya adalah mencontoh sejumlah lembaga independen yang mengeksplorasi data-data dari ruang angkasa," kata Venzha.
Ia melakukan banyak riset tentang ruang angkasa. Venzha membuat DIY Radio Astronomy. Ini merupakan contoh karya yg dibuat untuk Art Jog, sebagai bagian untuk meresmikan lahirnya ISSS.
DIY Radio Astronomy berfungsi sebagai pengganti teleskop. Selain itu, Venzha juga menyiapkan 12 televisi, simulasi, dan animasi bergerak yang menjelaskan tentang karyanya. Pengunjung akan mendapatkan pengetahuan tentang apa itu radio astronomi, bagaimana cara mengaksesnya, dan cara membuatnya.
Karya Venzha itu sejalan dengan tema ArtJog bertajuk Universal Influence. Universalitas punya pengaruh pada politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan agama.
Kurator pameran, Bambang "Toko" Witjaksono mengatakan tema isu global diangkat untuk membawa dampak lebih luas terhadap pengunjung Art Jog yang datang dari beragam kalangan. Tema Pengaruh Universal itu ingin melihat bagaimana pengaruh global terhadap seni rupa. Misalnya kemajuan teknologi, informasi, jaringan internet yang mendunia.
Tahun ini panitia mengundang 72 seniman yang dianggap punya pengaruh penting. Misalnya seniman itu punya pengaruh besar terhadap seniman generasi berikutnya. Ada pula seniman yang punya pengaruh pada komunitas. Pameran juga melihat bagaimana figur karya seni tergeser oleh teknologi. "ArtJog kali ini memperbincangkan kondisi dunia hari ini," kata Bambang.
Sejumlah seniman yang akan menampilkan karyanya di antaranya Djoko Pekik, Agus Suwage, Entang Wiharso, FX Harsono, Heri Dono, Rudi Mantofani, dan Wedhar Riyadi. Art Jog tahun ini tidak menampilkan karya seniman dengan mekanisme seniman mendaftar, melainkan panitia mengundang seniman. [Shinta Maharani - tco]