Sekilas Kota Banda Aceh




Banda Aceh merupakan sebuah kota yang mempunyai letak strategis di belahan Nusantara ini. Kota ini terletak di ujung barat Pulau Sumatra. Pada kawasan pantai merupakan jalur laut pelayaran internasional karena di situlah terletak Selat Malaka. Banda Aceh dapat dituju baik dari Jakarta maupun Singapura atau Kuala Lumpur. Dari Singapura/Kuala Lumpur hanya membutuhkan waktu 1 jam penerbangan langsung dari Singapura/Kuala Lumpur ke Banda Aceh. Sedangkan dengan kapal cepat dari Singapura/Kuala Lumpur ke Banda Aceh ditempuh dengan waktu 12 jam. Jalur lain dapat dilalui melalui Medan atau Jakarta dengan waktu tempuh yang lebih lama. Oleh karena itu, Banda Aceh pada dasarnya sangat dekat dengan kota internasional seperti Singapura ataupun Kuala Lumpur.

Kehidupan Sosial Budaya

Pada masa Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh, daerah kekuasaannya sampai ke Sumatera Timur, bahkan ke Siak dan sebagian Sumatera Tengah. Dengan demikian, terjadilah percampuran suku bangsa, misalnya perpindahan orang Minang dari Sumatera Barat ke Aceh menghasilkan percampuran dan membentuk satu kebudayaan baru yang kita kenal dengan aneuk jamee. Begitu pula migrasi penduduk Sumatera Timur yang bercampur dengan penduduk Aceh dan melahirkan kebudayaan Tamiang di Aceh Timur. Penduduk Aceh pada umumnya merupakan percampuran dari bangsa-bangsa lain di luar nusantara seperti dari Arab, Persi, Cina, India, dan Portugis. Bahkan kata ACEH ada yang mengartikan sebagai asal suku bangsa yaitu Arab, Cina, Eropa dan Hindia.
Adat istiadat yang berkembang dan menjadi norma-norma kehidupan berakardari agama Islam yang telah berkembang sejak abad ke-13. Ajaran Islam mengakar kuat di dalam hati sanubari dan jejak langkah kehidupan masyarakat. Bagi orang Aceh, ajaran agama merupakan tolok ukurdan barometer atas segala sikap, tindak-tanduk, perbuatan, dan penampilan mereka dalam pergaulan sesamanya. Sikap dan pandangannya dan segala macam bentuk benar-salah, bagus-jelek, baik-buruk dan segala macam bentuk penilaian selalu dikaitkan dengan ajaran agama Islam.
Masyarakat Aceh benar-benar menghayati ajaran agama Islam dalam kehidupannya. Penghayatan yang begitu besar dan mendalam terhadap ajaran agama Islam diwujudkan dalam bentuk akulturasi antara adat dan ajaran agama. Hal ini berarti seseorang yang telah berperilaku dan bersikap sesuai dengan yang dituntut atau digariskan dengan adat, ia telah berperilaku dan bersikap sesuai dengan ajaran agama atau sekurang-kurangnya tidak keluar dari bingkai agama yang mereka anut.
Misalnya, dalam kesenian tradisional, Aceh mempunyai identitas yang religius, komunal, demokratis dan heroik. Dalam pergaulan sudah menjadi kebiasaan apabila dua orang bertemu mereka saling menyapa dengan mengucapkan ‘assalamualaikum’ dengan jawaban ‘wa’alaikumsalam’. Orang pertama memberikan salam kepada orang lain dan biasanya diikuti dengan saling berjabat tangan. Salam ini juga digunakan pada forum-forum yang formal.
Adat istiadat yang telah berakar pada kehidupan masyarakat tetap berjalan, misalnya pada upacara adat perkawinan yang masih tetap dijalankan dalam masyarakat termasuk juga upacara daur hidup lainnya. Di Kota Banda Aceh sentuhan Islam juga dapat dilihat pada jalan protokol terdapat papan nama yang bertuliskan kata-kata yang dikutip dari ayat-ayat suci Al Qur-an dalam membimbing pengguna jalan raya juga papan nama kantor instansi pemerintah maupun swasta menggunakan huruf Arab.

Sumber Tulisan:  http://bustanussalatin.org
TY6T62XK5RXE



 
Copyright © 2014 Share In Love - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info